Rekonstruksi anterior cruciate ligamen (ACL) adalah
penggantian jaringan dari ligamentum
cruciate anterior, yang terletak di lutut, melalui prosedur bedah untuk
mengembalikan fungsinya setelah cedera. Prosedur ini dilakukan oleh spesialis bedah ortopedi, dan
fisioterapi berperan dalam pre dan post rekontruksi ACL untuk mengembalikan
fungsi gerak seperti semula.
Fisioterapi adalah suatu pelayanan kesehatan yang
ditujukan untuk individu dan kelompok dalam memelihara, mengembangkan, dan
memulihkan gerak dan fungsi sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan
modalitas fisioterapi. Gerak dan fungsi yang menjadi obyek formal fisioterapi
menjadikan fisioterapi olahraga sebagai salah satu fragmentasi pelayanan
fisioterapi.
ACL adalah salah satu ligamen
cruciatum yang berada di lutut, yang
menghubungkan tulang femur ke tibia. ACL adalah salah satu ligamen utama pada
lutut dan bersifat penting untuk peregangan dan menciptakan pertahanan pada
sendi. Anterior Criuciate Ligamen merupakan stabilisator utama dari
struktur sendi lutut. Suplai pembuluh darah dari ACL berasal dari middle
genicular artery, yang berasal dari arteri popliteal dan dipersarafi oleh
cabang-cabang artikular posterior dari saraf tibialis.
Origo
dari ACL berada pada aspek posterior dari femur yang berjalan secara medial dan
akan berinsersi pada aspek anterior dari tibia. Ligamen ini termasuk
intrakapsular tapi masih berada di luar cairan synovial. ACL berguna untuk
penahan utama translasi anterior dari tibia dan juga rotasi tibia internal.
Cedera
adalah sesuatu kerusakan pada struktur atau fungsi tubuh karena suatu paksaan
atau tekanan fisik maupun kimiawi yang terjadi dengan sebab atau akibat dari
perbuatan tersendiri (Syamsuri, 2011). Cedera olahraga merupakan cedera yang
terjadi akibat kegiatan olahraga baik langsung atau tidak langsung, mengenai
sistem muskuloskeletal dan sistem tubuh lain atau organ yang mempengaruhi
muskuloskeletal, sehingga menimbulkan gangguan sistem fungsi sistem muskuloskeletal.
ACL sobek adalah salah satu cedera
yang paling sering terjadi pada lutut. Di Amerika Serikat saja, sekitar 100.000
orang menderita kondisi ini setiap tahunnya. Yang paling rentan terserang
cedera ACL adalah para atlet, biasanya disebabkan oleh aktivitas yang
melibatkan teknik olahraga mengurangi lemak (cutting), planting, mendarat
(landing), atau berputar (pivoting), yang dibutuhkan dalam berbagai cabang
olahraga, termasuk basket, tenis, football, rugby, sepak bola, ski, fitnes, dan
bola voli. Penelitian membuktikan bahwa 30% kasus cedera ACL terjadi bila
seseorang melakukan kontak langsung dengan pemain lain atau suatu objek.
Salah
satu komplikasi paling umum setelah rekonstruksi ACL adalah kehilangan gerak, khususnya
kehilangan ekstensi. Kehilangan ekstensi lutut terbukti menyebabkan kelemahan
lutut, kelemahan otot paha depan, dan nyeri lutut anterior. Waktu operasi ACL
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan pasca operasi.
Penanganan fisioterapi pada post rekontruksi ACL berperan sangat penting dalam
pemulihan dan pengembalian fungsi gerak sendi lutut.
Rehabilitasi
Post Rekontruksi memiliki beberapa fase, namun berbeda beda dalam setiap
literatur. Literartur yang diambil dari Oxford University Hospitals mengatakan
rehabilitasi fase 1 (1-2 minggu setelah operasi) memiliki tujuan untuk mampu
menekuk dan meluruskan lutut, juga harus berkonsentrasi untuk mendapatkan
kembali kekuatan pada otot quadriceps yang meluruskan lutut dan otot hamstring
yang menekuk lutut, maka di perlukakannya latihan seperti, statik quad, heel
slides, menekuk dan meluruskan lutut.
Sedangkan
pada fase 2 (2-6 minggu setelah operasi) sebelum melakukan latihan, harus sudah
tidak menggunakan crutches, memiliki ROM penuh, pada tahap ini perkembangan
setiap orang berbeda, latihan berupa quads dan hamstring strenghtening, step
ups dan penguatan otot tungkai bawah dilakukan pada fase ini. Pada fase 3 (6-12
minggu setelah operasi) untuk meningkatkan keseimbangan bila bertumpu pada satu
kaki. Beberapa aktifitas yang dapat dilakukan pada 6-12 minggu setelah operasi
adalah berenang, bersepeda, jogging. Pada fase 4 (3-6 bulan) persiapan untuk
kembali ke pilihan olahraga dengan aman, pada rehabilitasi ini akan fokus
kepada keseimbangan dan latihan plyometric. Semua fase memiliki tujuan untuk
mengembalikan fungsi lutut menjadi lebih baik.